Kamis, 06 Januari 2011

Daftar Pustaka dan Kutipan

1. Daftar Pustaka

Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disususn berderet dari atas ke bawah.

Fungsi dari daftar pustaka

Untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap karya tulis yang bersangkutan. Fungsi dari daftar pustaka adalah untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang peraran dalam penulisan karya tulis yang kita tulis. Dan fungsi lain daftar pustaka yang tak kalah penting adalah menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang penulis karya tulis) terhadap tulisan yang kita buat.

Unsur-unsur Daftar Pustaka

Yang harus dituliskan dalam Daftar Pustaka adalah:

1. Nama atau nama-nama pengarang buku, monograf, artikel dan sebagainya.

2. Judul, baik judul buku, monograf, artikel yang digunakan.

3. Tempat terbit.

4. Nama penerbit.

5. Tahun penerbitan terakhir.

6. Edisi terakhir.

7. Volume atau nomor majalah, bulletin dan sebagainya.

8. Halaman tempat artikel dimuat dalam majalah atau jurnal.

A. Pustaka acuan berupa buku.

Untuk urutan penyebutan unsur-unsur pustaka untuk buku ialah :

a). Nama penulis,

b) Tahun terbit,

c). Judul Pustaka beserta keterangannya,

d). Tempat terbit atau kota terbit,

e). Nama penerbit.

Jika tidak terdapat nama penulis dalam buku tersebut urutan penyebutan adalah :

a). Nama lembaga yang bertanggungjwab

b). Tahun terbit,

c). Judul pustaka beserta keterangnnya,

d) tempat terbit,

e). Nama penerbit.

a. Nama penulis

Nama penulis ada yang terdiri dari satu unsur, dua unsur, atau lebih dari dua unsur. Ketentuan pencantuman nama penulis adalah sebagai berikut :


1). Pencantuman nama penulis berdasarkan abjad, tanpa diberi nomor. Misalnya, jika nama penulis buku yang pertama Prof. Dr. Sumardjono dan nama penulis buku yang lain Dr.Ir. Baihaki, pencantuman dalam daftar pustaka adalah :

Baihaki.

Sumardjono.

2).Jika penulis buku tersebut dua orang, nama penulis pertama dibalik, tetapi nama penulis lainnya tidak dibalik. Misalnya, jika penulis buku itu adalah Kabul Santoso dan Rudi Wibowo, penyajiannya adalah:

Santoso, K dan R. Wibowo.

4). Jika penulis buku terdiri dari tiga orang atau lebih, penyajiannya adalah nama penulis pertama dibalik, nama pengarang kedua, ketiga dan seterusnya ditulis tanpa dibalik. misalnya :

Idris, Z.husin; A. Tohari dan M. Singarimbun.

5). Jika penulisnya tidak ada, yang pertama dicantumkan adalah nama lembaga yang menerbitkan buku tersebut. misalnya :

Lembaga Administrasi Negara.

6). Jika ada dua buku atau lebih yang diambil dari pengarang yang sama, penulisan nama pengarang cukup sekali, sedangkan pada buku yang kedua nama pengarang diganti dengan garis terputus-putus sepuluh ketuk mesin ketik yang diikuti tanda titik. Misalnya :

Farida, Ida. 1995. Budidaya Lebah Madu. Jakarta: Gramedia.

......... 1996. Budidaya Tanaman Kedelai. Jakarta: Gramedia

7). Kalau buku yang diacu disusun oleh seorang editor, dibelakakng nama pengarang ditulis kata Ed. Misalnya :

Koentjaraningrat (Ed)

b. Tahun terbit.

1). Tahun terbit ditulis setelah nama pengarang, dipisahkan oleh titik dan diakhiri dengan titik. Misalnya :

Syahrani, Ridwan. 1990.

c. Judul buku

Judul buku ditulis sesudah tahun terbit dan diberi garis bawah atau cetak miring. Setiap huruf awal kata, kecuali kata tugas, ditulis dengan huruf kapital. misalnya :

Kridalaksana, Harimurti. 1990. Kata Tugas dalam Bahasa Indonesia

atau

Kridalaksana, harimurti. 1990.Kata Tugas dalam Bahasa Indonesia

d. Tempat terbit

Tempat terbit atau kota terbit diletakan sesudah judul dan diakhiri dengan titik dua. Misalnya :

Budi. 1986. Ular-Ular berbisa di Jawa. Jakarta:

e. Nama penerbit.

1). Nama penerbit dicantumkan sesudah nama terbit. Misalnya :

Suhono, Budi. 1986.Ular-Ular berbisa di Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum

B. Pustaka acuan berupa ontologi.

a. Jika sumber acuan berupa ontologi dan yang diacu bukan tulisan editor, urutan penulisannya adalah nma pengarang, tahun terbit, judul tulisan, yang diacu diberi tanda petik, judul ontologi diberi garis bawah atau cetak miring, tempat terbit dan nama penerbit. Setelah pencantuman judul tulisan diberi kata Dalam. Misalnya :

Junus, U. 1986. "Kebudayaan Minangkabau". Dalam Koenjaraningrat (Ed.). Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan.

b. Jika yang diacu adalah tulisan editor, urutan penulisannya adalah nama pengarang, tahun terbit, judul ontologi diberi garis bawah atau dicetak miring, tempat terbit dan nama penerbit. Misalnya :

Koenjaraningrat (Ed.). 1986. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarat : Djambatan.

C. Pustaka acuan berupa majlah atau jurnal.

Sumber acuan yang diambil dari majalah dan jurnal urutan penulisannya dalam daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit judul artikel diberi tanda petik, nama majalah dicetak miring atau diberi garis bawah dan keterangannya serta didahului kata Dalam, bulan terbit, tahun penerbitannya yang keberapa, tempat terbit dan nomor halaman. Misalnya :

Gadalla, B.J. 1981. "Professional Record for ESL Learners" Dalam Forum. (April, XIX). N0. 2 Jakarta : The Embassy of the United States of America p. 34-48.

D. Pustaka acuan berupa media masa/majalah/surat kabar.

Jika sumber acuan diambil dari artikel dalam surat kabar ata media masa, urutan pencantumannya dalam daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul artikel diberi tanda petik, nama surat kabar/majalah dicetak miring atau digaris garis bawah dan didahuui kata Dalam, tanggal terbit, tempat terbit dan halaman pemuatan artikel. Misalnya :

Simanungkalit, T. 1987. "Demokrasi Kita Masih Belajar di Tingkat Dua". Dalam Prioritas. 4 mei. Jakarta : halaman 4-5.

E. Pustaka acuan berupa terjemahan

Bila sumber aacuan merupakan karya terjemahan penulisannya sebagai berikut :

Martienez, A. 1987. Ilmu Bahasa : Pengantar. Terjemahan rahayu Hidayat dari Elemen de Lingusitique General (1980). Yogyakarta : penerbit kanisius.

2. Kutipan

Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. ( Definisi Kutipan )

Penulisan sumber kutipan ada yang menggunakan pola Harvard, ada pula yang menggunakan pola konvensional atau catatan kaki (footnote).

Prinsip Mengutip

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan pada waktu mengutip, adalah:

1. Penulis harus menahan diri agar tidak mengutip terlalu banyak sehingga tulisan yang disusun menjadi suatu himpunan kutipan.

2. Penulis harus memahami bahwa kutipan hanya menjadi bukti penunjang pendapat penulis.

3. Kutipan dianggap benar jika penulis menujukkan tempat atau asal kutipan sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber aslinya.

4. Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya.

5. Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andaikata penulis tidak menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan kesalahan, ia dapat member tanda: [….] atau [sic].

6. Gunakan titik untuk menghilangkan bagian kutipan. Penulis diperbolehkan menghilangkan sebagian kutipan dengan syarat tidak boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya.

Jenis Kutipan

Pada umumnya kutipan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Kutipan Langsung (Direct Quotation) adalah kutipan yang dilakukan persis seperti sumber aslinya, kata-kata yang digunakan sama seperti bahan aslinya. Kutipan langsung biasanya digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

· Untuk mengutip rumus atau model matematika.

· Untuk mengutip peraturan-peraturan hukum, surat keputusan, surat perintah.

· Untuk mengutip peribahasa, puisi, dan kata-kata mutiara.

· Untuk mengutip beberapa definisi yang dinyatakan dalam kata-kata yang sudah pasti.

· Untuk mengutip beberapa pernyataan ilmiah yang jika dinyatakan dalam bentuk lain dikhawatirkan akan kehilangan maknanya.

Kutipan langsung dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Kutipan Langsung Pendek (Short Direct Quotation) adalah kutipan langsung yang panjangnya tidak melebihi tiga baris ketikkan. Biasanya kutipan diintegrasikan langsung dengan alinea atau teks, jarak antar barisnya adalah dua spasi, kutipan diapit oleh tanda kutip, setelah kutipan selesai diberi nomor urut sebagai keterangan.

2. Kutipan Langsung Panjang(Long Direct Quotation) adalah kutipan langsung yang panjangnya lebih dari tiga baris ketikkan. Biasanya kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi, jarak antar baris kutipan satu spasi, kutipan diapit tanda kutip, setelah selesai diberi nomor urut, dan seluruh kutipan dimasukkan ke dalam lima ketikkan, bila kutipan berikutnya dimulai dengan alinea baru maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 5 ketikkan.

3. Kutipan Tidak Langsung (Indirect Quotation) adalah kutipan yang tidak persis sama seperti bahan aslinya. Dalam kutipan tidak langsung penulis hanya mengambil intisari pendapat yang dikutip. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang dibuat dan tidak usah diapit oleh tanda petik, jarak antar baris dua spasi, selesai mengutip diberi nomor urut. Kutipan tidak langsung dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Kutipan Tidak Langsung Pendek(Short Indirect Quotation) adalah kutipan tidak langsung yang terdiri dari satu alinea atau kurang.

2. Kutipan Tidak Langsung Panjang(Long Indirect Quotation) adalah kutipan tidak langsung yang terdiri dari lebih dari satu alinea.


Teknik Mengutip

Menurut Antonius (2004) dan Boeriswati (2004), kutipan di dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah di kalangan masyarakat ilmiah pada dasarnya lazim dibedakan menjadi dua model, yaitu kutipan dengan catatan kaki (footnote) dan kutipan tanpa catatan kaki.

1. Kutipan dengan Catatan Kaki

a) Kutipan teks dan catatan kakinya harus berada dalam halaman yang sama.

b) Tanda catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang dikutip dnegan mempergunakan angka Arab yang diketik naik setengah spasi.

c) Catatan kaki ditulis dalam satu spasi.

d) Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari 1 sampai dnegan habis dan dibuat mulai 1 kembali pada bab baru.


2. Kutipan Tanpa Catatan Kaki

a) Model penulisan ini memadukan sumber referensi ke dalam tubuh tulisan atau materi tulisan.

b) Letak daftar pustaka atau daftar kepustakaan berada di bagian belakang setelah seluruh materi tulisan selesai.

Sumber :

http://nti0402.wordpress.com/2010/12/29/kutipan-daftar-pustaka/

http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.ulasan/daftar-pustaka.html

http://mycandybaby.wordpress.com/2009/12/26/daftar-pustaka-dan-kutipan/



Tidak ada komentar: